Tampilkan postingan dengan label Kutipan Facebook Ustadz. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kutipan Facebook Ustadz. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Juli 2014

Keutamaan Membaca Alquran di Bulan Ramadhan


hutbah Pertama:

  الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا * قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا * مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا﴾ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan, ketika dalam keadaan sepi maupun di tengah keramaian. Perbanyaklah amalan shaleh yang mendekatkan diri kepada Allah.
Ketahuilah! Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia adalah bulan puasa dan shalat di malam harinya. Dan bulan ini adalah bulan istimewa yang khusus untuk Alquran. Inilah bulan dimana Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah: 185).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang kekhususan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan memilihnya menjadi bulan dimana Alquran diturunkan. Bahkan diriwayatkan bahwa Ramadhan menjadi bulan dimana seluruh kitab-kitab para nabi diturunkan kepada mereka. dalam Musnad Imam Ahmad dan al-Mu’jam al-Kabir oleh Imam Thabrani dari hadits Watsilah bin al-Asqa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الإِنْجِيلُ لِثَلاثَ عَشْرَةَ مَضَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لأَرْبَعَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ

“Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan setelah 6 hari bulan Ramadhan. Injil diturunkan setelah 13 hari bulan Ramadhan. Zabur diturunkan setelah 18 hari bulan Ramadhan. Dan Alquran diturunkan setelah 14 hari bulan Ramadhan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Ramadha adalah bulan dimana kitab-kitab ilahiyah diturunkan kepada para rasulu ‘alaihim ash-shalatu wa salam. Bedanya, kitab-kitab selain Alquran diturunkan secara sekaligus kepada para nabi dan rasul. Adapun Alquran diturunkan secara sekaligus ke Baitul ‘Izzah di langit dunia pada lailatul qadr. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).

Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr: 1)
Allah berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ketiga ayat ini menunjukkan bahwa Alquran yang mulia diturunkan di malam yang sama, yaitu malam yang disifati dengan malam penuh berkah. Malam itu adalah malam al-qadr (lailatul qadr). Lailatul qadr terdapat pada bulan Ramadan.
Setelah itu, Alquran diturunkan secara bertahap disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi. Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,

أُنزل القرآن جملة واحدة إلى سماء الدّنيا ليلة القدر ثم أنزل بعد ذلك في عشرين سنة ثم قرأ : ﴿ وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا﴾ [الفرقان:٣٣] ، ﴿ وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا ﴾ [الإسراء:١٠٦] ))

“Alquran diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada lailatul qadr. Setelah itu (diturunkan kepada Nabi) selama 20-an tahun. Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat, “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (QS. Al-Furqan: 33). Dan ayat “Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al-Isra: 106).

Ibadallah,
Hikmah dari diturunkannya Alquran di bulan Ramadhan adalah sebagai bentuk pengagungan terhadap Alquran, pengagungan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan risalahnya, pengagungan terhadap bulan Ramadhan, dan pengagungan terhadap malam dimana Alquran diturunkan, yaitu malam lailatul qadr. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5).

Ibadallah,
Kesemua hal di atas menunjukkan betapa agungnya bulan Ramadhan dan ia memiliki sebuah hubungan yang istimewa dengan Alquran. Wahyu Allah Rabbul ‘alamin
Hal-hal di atas menunjukkan betapa agungnya bulan puasa ini dan betapa erat kaitannya dengan Alquran. Betapa tidak, Allah memberikan keutamaan yang besar dengan menurunkan wahnyu firman-Nya yang mengandung hidayah dan cahaya kebahagian di dunia dan akhirat di bulan ini. Allah Ta’ala berfirman,

هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah: 185).

Hidayah untuk tercapainya kebaikan agaman dan dunia. Di dalam Alquran terdapat penjelasan yang sangat jelas tentang kebenaran. Juga terdapat keterangan yang gambling tentang perbedaan antara petunjuk dan kesesatan, antara kebenaran dan kebatilan, dan antara cahaya dan kegelapan.
Ibadallah,
Perhatikanlah keutamaan bulan ini betapa besar karunia Allah di dalamnya. Karena itu hendaknya para hamba mengagungkannya dan menjadikannya musim untuk beribadah dan membekali diri untuk hari kembali.
Ayat ini juga menjelaskan, di bulan ini sangat dianjurkan untuk mengkaji Alquran yang mulia. Bersungguh-sungguh dan menaruh perhatian yang besar padanya. Memperbanyak membacanya. Memurojaah hafalan atau mengulang-ulanginya di hadapan orang yang mampu mengoreksi hafalan.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang paling murah hatinya dengan (berbagi-pen) kebaikan, dan beliau lebih bermurah hati ketika di dalam bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Jibril ‘alaihissalam, dan Jibril ‘alaihissalam menemui beliau setiap malam dalam Ramadhan samapi berakhir (bulan), ia menyampaikan Alquran kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka jika Jibril ‘alaihissalam menemui beliau maka beliau adalah seorang yang lebih bermurah hati dengan (berbagi) kebaikan daripada angin yang mengalir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam memanjangkan bacaan Alqurannya pada saat shalat malam di bulan Ramadhan, lebih dari malam-malam di bulan lainnya. Ini adalah sesuatu yang disyariatkan bagi mereka yang ingin memanjangkannya sesuai dengan kehendaknya, maka hendaknya ia shalat sendiri. Dan boleh juga memperpanjang bacaan dalam shalat berjamaah atas persetujuan para jamaah. Selain itu, maka dianjurkan untuk membaca dengan bacaan yang ringan. Imam Ahamd berkata kepada sebagian sahabtnya yang shalat bersamanya di bulan Ramadhan, “Mereka itu orang yang lemah, maka bacalah lima, enam, atau tujuh ayat”. Imam Ahmad rahimahullah memperingatkan agar memperhatikan keadaan para makmum dan jangan membebani mereka.

Para salafush shalih rahimahumullah membaca Alquran di bulan Ramadhan di dalam shalat dan di luar shalat. Mereka menambah perhatian mereka terhadap Alquran yang mulia. Al-Aswad rahimahullah mengkhatamkan Alquran setiap dua hari. An-Nakha-I mengkhatamkannya setiap tiga hari, namun di sepuluh hari terakhir beliau tambah giat lagi. Qatadah mengkhatamkan Alquran di setiap tujuh hari dan di sepuluh hari terakhir beliau menyelesaikannya dalam tiga hari. Apabila bulan Ramadhan tiba, Az-Zuhri mengatakan, “Bulan ini adalah bulan membaca Alquran dan memberi makan”. Imam Malik apabila masuk bulan Ramadhan meninggalkan membaca hadits dan berdiskusi bersama penuntut ilmu lainnya, beliau memfokuskan diri untuk membaca Alquran dari mushafnya. Qatadah fokus mempelajari Alquran di bulan Ramadhan. Sufyan ats-Tauri apabila datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan ibadah sunnah dan menyibukkan diri dengan membaca Alquran. Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat tentang perhatian para salaafush shalih terhadap Alquran di bulan Ramadhan.

Semoga Allah mengaruniakan saya dan Anda sekalian untuk mengikuti mereka dalam kebaikan. Kita memohon kepada-Nya dengan nama-Nya yang baik dan sifat-Nya yang sempurna agar menjadikan Alquran sebagai penyejuk hati kita, cahaya di dada-dada kita, penghibur di kala kesedihan, dan mengusir kegalauan yang kita hadapi.

أَقُوْلُ هَذَا الْقَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أما بعد عباد الله :
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ ؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.

Saya berwasiat kepada diri saya pribadai dan jamaah sekalian agar bertakwa kepada Allah. Karena barangsiapa yang bertakwa kepada-Nya, Dia akan menjaga mereka serta menunjukki mereka kepada urusan yang terbaik untuk agama dan dunianya.

Ibadallah,
Sesungguhnya perhatian terhadap Alquran dengan berbacagai macam bentuknya: membaca dan menghafalnya, belajar dan mengajarkannya, menadabburi dan memahaminya, serta mengamalkannya adalah tanda kebaikan. Semakin umat Islam berpegang teguh dan perhatian dengan Kitabullah, maka semakin banyak kebaikan dan keutamaan yang ada pada mereka. dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah mereka yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari).
Kebaikan seorang hamba Allah itu sangat terkait dengan Alquran.
Diriwayatkan dari Abu Abdul Qasim bin Salam di kitabnya Fadha-il Alquran dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhuma ia berkata, “Wajib bagi kalian berpegang dengan Alquran, mempelajarinya dan mengajarkannya kepada anak-anak kalian. Karena kalian akan ditanya tentangnya. Dengannya juga kalian akan diberi balasan. Dan cukuplah Alquran sebagai nasihat”.
Ibadallah,
Sesungguhnya Alquran itu agung dan kedudukannya tinggi. Alquran merupakan sebab mulianya umat ini dan sumber kebahagiaan mereka. Alquran adalah jalan kesuksesan di dunia dan akhirat. Wajib bagi kita semua untuk mengangungkan dan menaruh perhatian yang besar terhadapnya dan terus menambah kualitas perhatian kita khususnya di bulan Alquran ini, bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Ibadallah,
Di antara bentuk perhatian terhadap Alquran juga adalah membentuk halaqoh-halaqoh Alquran yang dikhususkan untuk mengkaji Alquran. Berinfak dan mendermakan harta untuk hal-hal yang demikian merupakan amalan yang baik. Karena berpartisipasi dalam menegakkan menara-menara syiar Islam. Hal ini sangat dimotivasi oleh Islam. Wajib bagi orang-orang yang memiliki kelapangan harta dan mereka yang dikaruiakan Allah ‘Azza wa Jalla kekayaan untuk bersifat dermawan dalam kebaikan, mendukung wakaf penyebaran Alquran dan membiayai pengkajian, hafalan, dan bacaan Alquran. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzammil: 20).
Kita memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar member kita taufik untuk berpegang terguh kepada Alquran dan menjaganya. Kemudian menjadikan kita sebagai ahlul Quran yang merupakan ahlullah (keluarga Allah).

وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال صلى الله عليه وسلم : (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .وَجَاءَ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الحَثُّ مِنَ الإِكْثَارِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ فِي لَيْلَةِ الجُمْعَةِ وَيَوْمِهَا ؛ فَأَكْثَرُوْا فِي هَذَا اليَوْمِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ. .
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى ، وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى ، وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً رَحْمَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ
اَللَّهُمَّ إِنَّا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا ظُلْماً كَثِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لَنَا مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنَا إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، وَأَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ وَوَفِّقْنَا فِيْهِ لِكُلِّ خَيْرٍ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ .
اَللَّهُمَّ هَذِهِ أَيْدِيْنَا إِلَيْكَ مُدَّت وَدَعْوَاتُنَا إِلَيْكَ رُفِعَتْ وَأَنْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ اَلْقَائِلِ فِي كِتَابِكَ : ﴿ وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ﴾ اَللَّهُمَّ دَعْوَنَاكَ فَأَجِبْ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ دُعَاءَنَا وَاغْفِرْ ذُنُوْبَنَا وَتَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا وَأَعْطِنَا وَحَقِّقْ لَنَا رَجَاءَنَا يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ .

Diterjemahkan dari khotbah Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad
Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Kamis, 17 April 2014

Barang siapa yang sedikit dunianya maka sedikit pula hisabnya

Barang siapa yang sedikit dunianya maka sedikit pula hisabnya.., lantas kenapa engkau terlalu bersedih jika kurang hartamu?
Carilah harta secukupnya..., tumbuhkan sifat qona'ah..., jangan terlalu ambisi dengan berlimpahnya harta yang hanya memperpanjang dan menyulitkan hisabmu...

Kebanyakan orang celaka bukan karena kurang harta, sebenarnya hartanya sudah cukup baginya untuk menjalani kehidupannya, akan tetapi kebanyakan orang tdk puas dan tidak qona'ah...inilah yang membuat mereka celaka dan tenggelam dalam dunia serta berlomba-lomba mengejarnya...

Akhirnya kehidupannya diatur oleh hartanya, ibadahnya pun diatur oleh hartanya, jadilah ia milik hartanya bukan ia pemilik hartanya

Ustadz Firanda Andirja

Engkau terpesona dengan rumah mewah sahabatmu

Engkau terpesona dengan rumah mewah sahabatmu...engkau tergiur dengan banyaknya dan mewahnya mobil sahabatmu..
Apakah engkau tergiur untuk dihisab lebih lama oleh Allah??
Syukurilah apa yang kau miliki ... Apa yang kau miliki itupun sudah akan merepotkanmu untuk mempersiapkan jawabannya tatkala hisab kelak...!!


Ustadz Firanda Andirja

Ikhwan Kok Betah Lama Bicara Sama Akhwat??

Lebih aneh lagi kalau ternyata si ikhwan sudah beristri dan si akhwat sudah bersuami..??,
Terlebih aneh lagi bila terdengar tawa dan kelembutan bahkan kemesraan??
Hingga setengah jam berbincang-bincang?, bahkan satu jam lebih bercengkrama? (bahkan meskipun hanya melalui telepon)?
Fitnah lelaki dan wanita tidak pandang bulu, menyerang siapa saja, ikhwan ataupun akhwat, orang awam maupun ustadz dan ustadzah?? Janganlah berdalil dengan "rapat untuk pengajian…?", atau "lagi konsultasi keluarga…", apalagi "curhat?", semuanya boleh-boleh saja, akan tetapi tidak harus lama dan "mesra"…!!!, kalau memang harus lama maka hendaknya ditemani oleh mahrom !!!

Allah berfirman :


يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
 

"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinyadan ucapkanlah Perkataan yang baik"

Berkata As-Suddy dan yang lainnya : 


ترقيق الكلام إذا خاطبن الرجال
 

"Melembutkan perkataan jika mereka (para wanita) berbicara dengan para lelaki"
Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :


أنها تخاطب الأجانب بكلام ليس فيه ترخيم، أي: لا تخاطب المرأة الأجانب كما تخاطب زوجها
 

Yaitu sang wanita hendaknya berbicara dengan lelaki ajnabi (bukan mahromnya) dengan perkataan tanpa suara merdu", yaitu "seorang wanita tidak berbicara dengan para lelaki ajnabi (yang bukan mahromnya) sebagaimana berbicara dengan suaminya" (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Ahzaab ayat 32)
Kalau perintah ini berlaku untuk para istri nabi yang imannya tinggi untuk tidak berbicara dengan lembut (merdu) kepada para sahabat yang imannya tinggi, maka bagaimana lagi dengan kelas ikhwan zaman sekarang?, atau bahkan ustadz zaman sekarang??!!
Betahnya lama ngobrol antara ikhwan dan akhwa menunjukan mereka berdua merasakan kelezatan syahwat antara mereka berdua !!!


Ustadz Firanda Andirja

Senin, 19 April 2010

Pencela Jahil Jangan Dialayani

Pencela Jahil Jangan Dialayani
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata :


أَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِ السَّفِيه فَكُلُّ مَـا قَـالَ فَهُوَ فِيْهِ
Berpalinglah engkau dari seorang jahil yang bodoh…semua apa yang ia ucapkan ada pada dirinya…


مَا ضَرَّ بَحْر الْفُرَاتِ يَوْماً إِنْ خَاضَ بَعْضُ الْكِلاَبِ فِيْهِ
Lautan Furot seharipun tidak pernah berubah buruk..…meskipun tenggelam di dalamnya beberapa ekor anjing

Beliau juga berkata :
يُخَاطِبُنِي السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبْحٍ فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُجِيْباً
Si bodoh berbicara kepadaku dengan segala keburukan….maka aku benci menjawab pembicaraannya


يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حِلْمـاً******كَعُوْدٍ زَادَهُ الْإِحْرَاقُ طِيْباً
Ia semakin bertambah kebodohannya dan aku bertambah kesabaran…sebagaimana kayu gaharu jika dibakar semakin mengeluarkan bau yang harum

Fb Usatadz Firanda Andirja

Sulitnya Menjaga Rahasia

Sulitnya Menjaga Rahasia :
Al-Imam Asyafi'i rahimahullah berkata:

إِذَا الْمَرْءُ أَفْشَى سِـرَّهُ بِلِسَانِهِ وَلاَمَ عَلَيْـهِ غَيْـرَهُ فَهُوَ أَحْمَقُ

Jika seseorang telah membuka rahasianya (kepada orang lain) dengan lisannya …. dan ia mencela orang itu yang membuka rahasianya tersebut, maka ia adalah orang yang dungu

إِذَا ضَاقَ صَدْرُ الْمَرْءِ عَنْ سِرِّ نَفْسِهِ فَصَدْرُ الَّذِي يَسْتَوْدِعُ السِّرِّ أَضَيَقُ
Jika dada seseorang sesak (tidak kuasa) untuk menyimpan rahasianya sendiri…maka dada orang lain yang ia simpan rahasianya lebih sesak lagi

Postingan Lama Beranda