Rabu, 18 November 2015

Motivasi Berpikir Positif

Published on Mar 16, 2014
Motivasi berpikir positif, tausiyah Islam singkat berjudul "Lagi Mikirin Apa?" - Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. sebuah motivasi dan nasehat Islam tentang pentingnya berpikir positif, kreatif dan yang bermanfaat, sebuah cara agar hidup bahagia tiada tara.

Mengejar Dunia

Published on Mar 5, 2014
Judul: Mengejar Dunia | Untaian Nasehat Islam
Pemateri: Ustadz Ali Nur (Medan)

Lupa Baca Al Fatihah Ketika Sholat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Lupa Baca Al Fatihah Ketika Sholat
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Ketika kita sholat sendirian misal karena hujan deras, sakit, dalam keadaan musafir atau udzur syar’i lainnya. Lantas kita lupa apakah kita sudah membaca Al Fatihah atau belum. Bagaimana solusinya ?
Mari simak tanya jawab berikut.
Pertanyaan :
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz Rohimahullah pernah ditanya,
Lupa Baca Al Fatihah Ketika Sholat 1
“Di tengah sholatku, aku lupa apakah aku sudah membaca Al Fatihah atau belum. Apakah aku harus sujud sahwi ? Apa yang dibaca ketika sujud sahwi ? Jika perkiraan kuatku bahwa aku sudah membacanya apakah aku harus tetap sujud sahwi ?”

Jawaban :
Lupa Baca Al Fatihah Ketika Sholat 2
“Jika seorang yang sholat sendirian atau imam ragu apakah dia sudah membaca surat Al Fatihah. Maka hendaklah dia mengulang bacaannya sebelum ruku’ dan tidak wajib baginya sujud sahwi.
Apabila dia ragu ketika sholat sudah selesai maka janganlah dia menghiraukan keraguan tersebut dan sholatnya sah..
Adapun bacaan pada sujud sahwi maka yang disyari’atkan adalah sama dengan do’a yang dibaca ketiak sujud semisal ‘Subhana wa Ta’ala Robbial A’laa’ dan yang semisal”.

Syaikh Ibnu Baaz

***

Diterjemahkan dari kitab Fatawa Islamiyah hal. 323/I terbitan Darul Wathon, Riyadh, KSA.
Setelah subuh, 4Shofar 1437 H, 16 Nopember 2015 M
Aditya Budiman bin Usman bin Zubir

Sumber Web Kang Aditya

Selasa, 17 November 2015

Ngobrol Setelah Iqomah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ngobrol Setelah Iqomah
Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘alaa Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz Rohimahullah pernah ditanya[1],
Ngobrol Sebelum Iqomah 1
“Apa hukumnya ngobrol tentang hal-hal di luar sholat semisal meluruskan shof dan semisal pada waktu setelah dikumandangkan iqomah dan takbirotul ihrom. Atau dengan kata lain obrolan tentang perkara dunia di luar hal yang berhubungan dengan sholat ?”
Beliau Rohimahumullah menjawab,

Ngobrol Setelah Iqomah 2
“Ngobrol pada waktu setelah iqomah dan sebelum takbirotul ihrom, jika ucapannya semisal meluruskan shof dan hal semisal (yang merupakan bagian dari sholat) maka yang demikian disyari’atkan. Apapun jika yang diobrolkan adalah perkara yang tidak berkaitan dengan sholat maka meninggalkannya lebih utama. Karena saat itu merupakan saat mempersiapkan diri untuk mulai sholat dan dalam rangka pengagungan terhadap sholat”.

Syaikh Ibnu Baaz

***

Diterjemahkan setelah subuh, 24 Muharrom 1437 H, 6 Nopember 2015 M
Aditya Budiman bin Usman bin Jubir
[1] Lihat Fatawa Islamiyah hal. 251/I terbitan Darul Wathon, Riyadh, KSA.


Sumber web kang Aditya

Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran
Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘alaa Rosulillah wa ‘alaa ashabihi wa maa walaah.
Ada sebuah ayat sangat familiar di tengah-tengah kita. Ayat tersebut adalah firman Allah Subhana wa Ta’ala,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”.(QS. Al ‘Ankabut [29] : 45)
Pertanyaannya, ‘Bagaimana jika sudah sholat namun tetap saja tidak mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar ?’

Sebelum menyebutkan jawaban pertanyaan ini mari simak perkataan ulama tafsir tentang ayat ini.
Ibnu Katsir Rohimahullah mengatakan,
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 1
“Maksudnya bahwa sesungguhnya sholat tercakup padanya dua perkata yaitu meninggalkan perbuatan keji dan kemungkaran. Artinya bahwa sesungguhnya merutinkannya mampu menggiring untuk meninggalkan perkara tersebut”[1].
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 2
Abul ‘Aliyah mengatakan tentang firman Allah Ta’ala (إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ) sesungguhnya pada sholat terdapat 3 unsur. Setiap sholat yang tidak terdapat hal ini maka tidak ternilai sebagai sholat. Yaitu ikhlas, khosyah dan berdzikir kepada Allah. Ikhlas akan memerintahkan anda untuk berbuat kebaikan, khosyah mampu mencegah anda dari kemungkaran dan dzikir/ingat kepada Allah akan memerintahkan dan melarang anda[2].
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 3
Ibnu ‘Aun Al Ansori berkata, “Jika anda sedang sholat maka anda sedang berada dalam perbuatan ma’ruf. (Sholat -pen) telah mampu mencegah anda dari perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya yang sedang anda lakukan (sholat –pen) merupakan dzikir kepada Allah yang paling besar”[3].
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 4
“Hamaad bin Abu Sulaiman berkata tentang firman Allah Ta’ala (إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ) maksudnya selama anda berada dalam sholat[4].
Syaikh ‘Abdur Rohman As Sa’diy Rohimahullah mengatakan,
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 5
“Sisi dimana dimana sholat mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah sesungguhnya selama seorang hamba mendirikan sholat dengan menyempurnakan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, kekhusyu’annya maka hatinya akan bercahaya dan menjadi suci, menambah keimananan, menguatkan rasa ingin mendapatkan kebaikan, meminimalisir atau meniadakan keinginannya untuk berbuat keburukan. Oleh karena secara otomatis selama dia melaksanakan itu semua, menjaganya dengan keadaan seperti hal di atas maka sholatnya akan mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Inilah maksud dan buah yang paling agung dari sholat”[5].
Kesimpulan ringkas tafsir ayat ini adalah :
  1. Ketika kita mampu melaksanakan sholat dengan menyempurnakan syarat, rukun, keikhlasan, khosyah, muroqobah dalam rangka mengingat Allah maka sholat tersebut akan mampu menghasilkan buah iman, yaitu mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar. Karena Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الْإِيْمَان

“Karena susungguhnya malu merupakan bagian dari iman”[6].
Ibnu Hajar Rohimahullah mengatakan,
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 6
Ibnu Qutaibah mengatakan, “Maknanya sesungguhnya rasa malu akan mampu mencegah pemiliknya melakukan kemaksiatan sebagaimana iman juga mampu mencegahnya”[7].
  1. Minimalnya ketika anda sholat, anda sudah tercegah dari perbuatan keji dan mungkar pada saat itu.
Lantas jawaban dari pertanyaan di awal apa ?
Sebenarnya jawabannya sudah ada di atas. Namun kalau belum jelas mari kita nukil ucapan Syaikh Husain bin ‘Uudah Al ‘Uwaisyah Hafizhahullah.
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 7
“Allah Subhana wa Ta’ala menjelaskan pada ayat ini bahwa sesungguhnya sholat yang khusyu’ dan benar seyogyanya/seharusnya mampu mencegah orang yang melaksanakannya dari perbuatan keji dan mungkar, mampu menuntunnya untuk berbuat ma’ruf dan kebaikan”[8].
Beliau juga mengatakan,
Ketika Sholat Tak Mampu Mencegah Kemungkaran 8
Jika sholatnya belum mampu mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar maka sudah seharusnya dia terus menerus mencari kekurangan dan berusaha memperbaiki sholatnya. Dia harus memperbaiki sholatnya terutama kekhusyu’annya. Hendaklah dia memperhatikan sebab-sebabnya. Kemudian bersungguh-sungguh mencari obatnya sebagaimana kesungguhannya mencari obat untuk anggota tubuhnya. Karena obat untuk jiwa/hati itu lebih harus diperhatikan dan lebih utama. Inilah yang dapat membantu kita memahami sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam,

أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Amal seorang hamba (muslim) yang pertama kali dihisab adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baik pula seluruh amalnya”[9].
Maka baiknya sholat berpengaruh pada baiknya seluruh amalan badan lainnya. Sehingga laksana kepala bagi badan”[10].
Beliau melanjutkan,
Sesungguhnya sholat tidak akan bagus/baik/benar kecuali dengan benarnya aqidah, muroqobah terhadap Allah, takut pada Nya, menggantungkan ganjarannya kepada Allah dan takut dari neraka Nya. Sehingga jika dia telah selesai dari sholatnya maka dia akan dihadapkan pada cobaan namun di hatinya telah terdapat kekuatan untuk menolak dan menghindari/melawan cobaan tersebut. Karena dia tidak akan memandang kelezatan semu yang bakal hilang. Namun tinjauannya adalah kenikmatan yang tidak akan habis, kebahagiaan yang tidak akan putus. Dia adalah orang yang mengedepankan kebaikan yang kekal di atas yang fana[11].
Kami akhiri dengan sebuah kalimat beliau Hafizhahullah yang sangat layak kita cetak tebal di hati kita masing-masing.

إِنَّمَا تُفْسِدُ صَلَاةُ المَرْءِ لِقِلَّةِ مُرَاقَبَةِ اللَّهِ تَعَلَى وَ ضَعْفِ التَّقْوَى

“Sesungguhnya sholat seseorang rusak (tidak khusyu’ -pen) disebabkan karena sedikitnya muroqobatullah (senantiasa merasa diawasi Allah -pen) dan lemahnya ketaqwaan[12].
Mari bersama kita perbaiki sholat kita.
Ya Allah, anugrahkanlah kepada kami sholat yang khusyu’.

29 Muharrom 1437 H, 11 Nopember 2015 M
Aditya Budiman bin Usman bin Zubir
[1] Lihat Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim hal. 280/ VI, terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.
[2] Idem hal. 282/VI.
[3] Idem.
[4] Idem.
[5] Lihat Taisri Karimir Rohman hal. 1317/VI terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
[6] HR. Bukhori no. 24, Muslim no. 36.
[7] Lihat Fathul Bari hal. 141/I terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA.
[8] Lihat Ash Sholat Atsaruha fii Ziyaadatil Imaan wa Tahdzibun Nafsi hal. 42 terbitan Maktabah Islamiyah, Kairo, Mesir.
[9] HR. Abu Dawud no. 864 dan lain-lain. Syaikh Al Albani Rohimahullah menilai hadits ini shohih dengan banyaknya jalur periwayatannya (Ash Shohihah no. 1358).
[10] Lihat Ash Sholat Atsaruha fii Ziyaadatil Imaan wa Tahdzibun Nafsi hal. 43.
[11] idem hal 43-44.
[12] idem.

Sumber web kang Aditya

Apakah Tahlilan Di lakukan Rasullulah

Apakah Tahlilan dahulu dilakukan oleh Rasullulah ﷺ dan apa sajakah sebenarnya amalan yang sesuai sunnah untuk dilakukan jika ada saudara kita meninggal dunia...?
- Ust Firanda Andirja, MA -

Kamis, 12 November 2015

Dialog doktor bersama Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Pentingnya Menjaga Waktu

Published on Oct 23, 2012
Nasehat fadhilatus Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz rahimahullah terhadap pentingnya waktu dan penjagaan waktu bagi setiap muslim,karena waktu adalah sarana dan jalan yg telah Allah Ta'ala karuniakan kepada setiap hambaNya untuk beramal shaleh yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat mereka. semoga bermanfaat

Mengapa Sering Terjadi Bencana di Indonesia

Published on Feb 18, 2013
Video Mutiara Nasehat: Mengapa Sering Terjadi Bencana di Indonesia - Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. - Yufid.TV

Sihir Halal Pemikat Suami

Judul Kajian : Sihir Halal Pemikat Suami
Oleh Ustadz Abu Abdulmuhsin Firanda Lc MA
Sumber : Salwa.Tv dan tashfiyyahtv (youtube.com)
https://www.youtube.com/watch?v=IRc6VHJfUCA
Crop : @MAH (FP Video Kajian Sunnah)
Bagikan Ke orang-orang yang kita sayangi
dan kasihi karena Allah...
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu
‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Rabu, 11 November 2015

Mitos Sial di Balik Bulan Shafar

Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Published on Nov 10, 2015
Sebentar lagi bulan Shafar, dan di sebagian masyarakat masih tersebar anggapan sial terhadap bulan tersebut. Lalu benarkah atau apakah dapat dibenarkan hal tersebut? Mari simak video ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin dengan judul "Mitos Sial di Balik Bulan Shafar". Kajian tematik ini disampaikan di Studio Rodja TV pada Sabtu malam, 21 Shafar 1436 / 13 Desember 2014, pukul 20:00-21:30 WIB.

Mitos Sial di Balik Bulan Shafar
Kalau ingin kita lihat dari sejarah-sejarah, bahwa bulan Shafar menurut orang Arab adalah artinya ‘kosong’ ataupun ‘nol’. Maka dari itu, mereka di bulan Shafar itu mengosongkan rumah, mereka harus keluar, bahkan saya (Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.–Ed.) pernah membaca beberapa literatur, bahwa mereka sampai mengosongkan kota Mekkah, gara-gara mereka menganggap bahwasanya bulan Shafar itu adalah bulan yang harus dikosongkan dari segala macam kegiatan. Sampai mereka berperang di antara sesama mereka tidak boleh di bulan Shafar. Nah ini semua, salah satu penyebabnya adalah menganggap bahwa bulan Shafar adalah bulan sial, bulan mendatangkan nahas dan kemalangan.

Kalau dilihat dari hadits shahih, Shiddiq Hasan Khan, seorang ulama besar Islam, mengatakan, “Aku tidak pernah mendapati dalam hadits satu pun tentang keutamaan bulan Shafar ataupun pencelaan bulan Shafar.”

Silakan simak pembahasan video ceramah yang membahas secara komprehensif tentang "Mitos Sial

Rekaman audio: http://www.radiorodja.com/2014/12/13/...
  • Category

  • License

    • Standard YouTube License

Gambaran Riba - Bankir vs Ustadz tentang hukum riba

Published on Aug 30, 2015
bankir vs ustad hukum riba
tentang riba di mata hukum islam
MASYALLAH...

Tafsir Surat Al Fajr

Ustadz Firanda Andirja MA

Apakah Seperti Aku Pantas Masuk Surga ?

Published on Dec 22, 2014
Kajian yang menggugah relung hati
menambahkan iman
bersama Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah M.A

Ustadz Dukun

Published on Nov 4, 2015
Mutiara Hikmah: Ustadz Dukun - Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA.
Video http://yufid.tv (Klik link untuk melihat koleksi video lainnya)

Perjuangan Yang Sia-sia Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah MA


Published on Nov 7, 2015 Mutiara Hikmah: Indahnya Islam - Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA. Video http://yufid.tv (Klik link untuk melihat koleksi video lainnya)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda